Ketan, dengan teksturnya yang lengket dan rasanya yang gurih, adalah makanan favorit banyak orang di Indonesia. Namun, bagi sebagian orang, ketan bisa menjadi makanan yang harus dihindari.
Tidak sedikit yang mendengar anjuran untuk tidak mengonsumsi ketan jika memiliki kondisi medis tertentu, tapi benarkah demikian? Dalam artikel ini, kita akan membahas penyakit yang mungkin membutuhkan penghindaran terhadap ketan dan apa yang perlu diperhatikan oleh penderita. Yuk, kita simak lebih lanjut!
Mengapa Ketan Bisa Berbahaya?
Karbohidrat kompleks dalam ketan memberikan energi secara bertahap dan lebih tahan lama dibandingkan karbohidrat sederhana. Sayangnya, kandungan glikemik yang tinggi membuatnya kurang cocok untuk penderita diabetes.
Makanan berindeks glikemik tinggi berpotensi menyebabkan hiperglikemia, kondisi yang membahayakan bagi individu dengan diabetes. Menurut data dari International Diabetes Federation, Indonesia menempati peringkat ketujuh di dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak pada 2021.
Ini menjelaskan mengapa makanan seperti ketan perlu diperhatikan oleh masyarakat.
1. Ketan dan Diabetes: Bahaya Gula Darah Melonjak
Bagi penderita diabetes, konsumsi ketan dapat memicu peningkatan gula darah yang cepat. Glukosa yang berlebihan dalam darah bisa memicu komplikasi serius, seperti kerusakan saraf, gangguan penglihatan, hingga penyakit jantung.
Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Diabetes Care menemukan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti ketan, bisa meningkatkan risiko komplikasi diabetes hingga 30%.
Meskipun banyak yang mengira bahwa hanya gula putih yang berbahaya, namun karbohidrat kompleks yang dipecah menjadi gula sederhana di dalam tubuh juga bisa memberikan efek yang sama.
Karena itu, penderita diabetes dianjurkan untuk menghindari atau sangat membatasi konsumsi ketan demi menjaga kestabilan gula darah mereka.
2. Masalah Pencernaan: Ketan Tidak Cocok untuk Semua Orang
Selain diabetes, ketan juga bisa menyebabkan masalah bagi mereka yang memiliki gangguan pencernaan, seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau perut sensitif. Ketan bersifat lengket dan sulit dicerna, yang dapat memperlambat gerakan usus dan memperparah gejala sembelit.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Gastroenterology and Hepatology, konsumsi ketan bisa memperburuk gejala bagi penderita IBS, seperti perut kembung, nyeri, dan sembelit. Ini dikarenakan ketan mengandung pati resisten yang sulit dicerna oleh sebagian orang, terutama mereka yang memiliki masalah pencernaan kronis.
Alternatif Sehat bagi Penderita
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal harus menghindari ketan, jangan khawatir, masih banyak alternatif makanan yang aman dan sehat. Misalnya, Produk dari Ekafarm ada beras Amandia, sereal Amandia dan minyak goreng kelapa.
Quinoa, beras merah, atau oat bisa menjadi pilihan pengganti karbohidrat yang lebih aman dan rendah indeks glikemik. Selain itu, konsumsi sayuran berserat tinggi juga dapat membantu mengurangi lonjakan gula darah dan memperbaiki pencernaan.
Kesimpulan: Bijak dalam Memilih Makanan
Ketan memang lezat dan menjadi bagian dari berbagai hidangan tradisional Indonesia. Namun, bagi mereka yang memiliki diabetes atau masalah pencernaan, ketan bisa menjadi musuh dalam selimut. Penting untuk selalu bijak dalam memilih makanan, dan mengetahui bagaimana makanan tersebut mempengaruhi kesehatan kita.
Apakah Anda termasuk yang harus menghindari ketan? Bagikan cerita Anda dan mari kita saling belajar untuk hidup lebih sehat!